Kamis, 19 April 2012

PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KALA I


Transisi fisiologis dari kehamilan menjadi ibu mengatakan suatu perubahan besar dalam diri setiap wanita baik secara fisik maupun secara psikologis. Inilah saatnya seluruh sistem didalam tubuh terkena pengaruh dan pengalaman tersebut merupakan suatu rite de passage (lembaran baru) dalam kehidupan wanita tersebut.
Selama keadaan hamil, unit feto-maternal memelihara dan melindungi janin yang sedang tumbuh, sedangkan tubuh uterus tetap rileks dan servik rahim menjadi tertutup. Ketika masa persalinan sudah dekat, kontrksi Braxton-Hicks non progresif berubah menjadi bentuk persalinan yang progresif. Leher rahim yang saat itu masih keras dan tertutup berubah menjadi lembut dan bisa membuka dan satu kekuatan yang memberikan kehidupan merasuki seluruh tubuh wanita tersebut. Bersamaan dengan perubahan dalam tubuhnya datang pula perasaan yang amat menggoncang antara antisipasi yang menggembirakan hingga pengharapan yang juga membawa serta takut.
            Beberapa istilah yang berkaitan dengan persalinan sebagai berikut :
1.      Persalinan sering digambarkan sebagai suatu proses dimana janin, placenta dan selaput dikeluarkan melalui jalan lahir.
2.      Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
3.      Persalinan spontan adalah persalinan terjadi karena dorongan kontrksi uterus dan kekuatan mengejan ibu.
Empat tahap persalinan digambarakan sebagai berikut :
1.      Kala I
Ialah pembukaan leher rahim. Dimulai dengan kontrksi berirama secara teratur dan berakhir pada saat leher rahim sudah membuka penuh. Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 sm sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai 10 cm. Dalam fase aktif ini masih dibagi menjadi 3 fase lagi yaitu : fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, dan fase deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat kembali.
Gambar perubahan cerviks kala I.
2.      Kala II (Pengeluaran)
Ialah pengeluaran (ekspulsi) janin. Dimulai saat servik sudah membuka penuh dan selesai pada saat bayi telah dilahirkan sepenuhnya. Dimulai pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Grafik perubahan cervik kala I hingga kala II.
3.      Kala III (Pelepasan Uri)
Ialah pemisahan dan pengeluaran placenta dan selaput yang juga melibatkan pengendalian perdarahan. Proses ini berlangsung mulai dari saat lahirnya bayi hingga dikeluarkannya placenta dan selaput ketuban.
Gambar plasenta berada pada pinggir mulut rahim.
4.      Kala IV (Observasi)
Dimulai dari saat lahirnya plasenta samapai 2 jam pertama post partum. Tujuan asuhan adalah memberikan asuhan yang memadahi selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah :
a.       Tingkat kesadaran penderita.
b.      Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi dan pernapasan.
c.       Kontraksi uterus.
d.      Terjadinya perdarahan.
Pendarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
AWAL PERSALINAN
            Permulaan persalinan merupakan diagnosa yang paling penting dalam kebidanan oleh karena atas dasar penemuan inilah diambil keputusan-keputusan yang akan mempengaruhi penatalaksanaan persalinan tersebut (O’Driscoll dan Meagher 1966). Hal ini merupakan tugas bidan untuk memastikan bahwa para wanita telah mendapatkan informasi yang cukup untuk bisa membantu mereka dalam mengenali datangnya persalinan yang sebenarnya.
Ibu hamil harus mengadakan kontak dengan bidan pada saat kontrksi uterus yang berirama dan teratur sudah mulai dirasakan dan terjadi pada selang waktu 10 menit dan dirasakan sebagai ketidaknyamanan dan menyakitkan.
Kontraksi biasanya diikuti atau dibarengi oleh munculnya lendir bercampur noda darah, kadang-kadang selaput ketuban bisa pecah dan hal itu harus dilaporkan kepada bidan.
Sebab-sebab permulaan persalinan:
Penyebab permulaan persalinan tidak dapat dipastikan namun tampaknya disebabkan oleh banyak factor (multifaktoral) pada mulana. Berupa kombinasi dari factor-faktor hormaon dan factor mekanis. Oestrogen ibu mencapai tingkat optimum dalam minggu-minggu terakhir kehamilan yang menimbulkan terbentuknya receptor oksitosik dalam sel-sel otot uterus dan menentang aksi diam dari progesterone. Hal ini dibarengi dengan peningkatan dalam jumlah prostaglandins yang dirangsang oleh perubahan dalam deciduas serta pada selaput yang menyebabkan uterus berkontraksi.
Anggapan umumnya adalah factor janin yang terlibat dalam hal ini kemungkinan berkaitan dengan tingkat oksitosin yang tinggi yang ada didalam sirkulasi janin selama persalinan. Stress emosi dan fisik bekerja atas hypothalamus ibu yang memicu pelepasan oksitosin tersebut. Efek oksitosin dan prostaglandin yang saling terkoordinasi memprakarsai kontraksi berirama dari persalinan yang sebenarnya.
Fisiologi Persalinan Kala Satu mencakup :
a.       Durasi
Lamanya persalinan ini sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh paritas ibu. Dengan interval, keadaan psikologis, penyodoran dan posisinya, bentuk dan ukuran panggul serta karakter dari kontrksi uterus tersebut. Sebagian besar dari seluruh tahapan persalinan adalah merupakan proses dari kala satu dan pada umumnya diharapkan bahwa fase aktif akan berakhir dalam 12 jam. Waktu untuk mencapai pada kala II dalam waktu kurang dari 6 jm.
b.      Aksi Uterus
Keistimewaan (dominasi) fundus.
Setiap kontraksi uterus selalu bermula dari fundus di dekat salah satu kornuanya dan merembet melintas sampai kebawah kontraksi paling lama terjadi di fundus dan paling kuat juga berada di fundus. Namun mencapai puncaknya secara bersamaan diseluruh bagian uterus. Pola ini memungkinkan serviks membuka dan fundus yang berkontraksi kuat tersebut mampu mengeluarkan janin.
Polaritas
Dipakai untuk menyatakan keharmonisan neuro-muskular yang menonjol antara kedua kutub atau segmen uterus selama persalinan. Selama setiap kontraksi uterus tersebut kedua kutub ini bereaksi secara harmonis. Kutub yang diatas berkontrksi dengan kuat dan ber-retraksi untuk mendorong keluar si janin. Jika polaritasnya tidak teratur maka kemajuan persalinan akan terganggu.
c.       Kontraksi dan Retraksi
Otot-otot uterus memiliki satu sifat unik selama persalinan berlangsung, kontrksi tidak seluruhnya rileks sepenuhnya. Ini disebut retraksi. Aksi ini membantu pengeluaran secara progresif dari janin, segmen atas dari uterus berubah secara perlahan menjadi pendek dan lebih tebal dan rongganya kecil.
Pada awal persalinan kontrksi uterus terjadi setiap 15-20 menit dan bisa berlangsung kira-kira 30 detik. Kontraksi ini sedikit lemah dan bahkan bisa tidak terasa oleh ibu yang bersangkutan. Kontraksi-kontraksi ini biasanya terjadi dengan keteraturan yang berirama dan interval selang antar waktu diantara kontraksi secara berangsur menjadi lebih pendek sementara lamanya kontraksi semakin panjang pada akhir kala satu kontraksi terjadi 2-3 menit selang waktunya dan berlangsung selama 50-60 detik dan sangat kuat.
d.      Pembentukan segmen atas dan bawah uterus
Akhir kehamilan batang rahim telah terbagi menjadi dua segmen yang secara anatomis berbeda segmen uterus bagian atas dikaitkan dengan kontraksi tebal serta berotot, segmen bagian bawah disiapkan untuk pengembungan dan pembukaan lebih tipis.
e.       Cincin retraksi
Sebuah garis akan berbentuk dantara segmen bagian atas dan bagian bawah yang dikenal dengan nama cincin retraksi atau cincin Brandi. Biasanya kita menggunakan istilah yang pertama untuk menggambarkan cincin retraksi fisiologis dan hanya menggunakan istilah cincin Brandi untuk tingkat gejala tersebut yang berlebihan akan terlihat diatas symphysis pubis pada persalinan yang terhambat. Cincin retraksi yang normal akan secara perlahan naik saat segmen uterus bagian bawah akan menipis untuk mengakomodasi janin yang menurun. Setelah servik sepenuhnya membuka dan janin bisa meninggalkan uterus maka cincin retraksi tidak akan naik lagi.
f.       Penipisan servik
Jika servik belum terisi selama hari-hari terakhir dari kehamilan, maka proses ini akan terjadi pada saat persalinan. Serabut-serabut otot yang mengelilingi lobang dalam leher servik akan tertarik ke atas oleh segmen atas yang beretraksi dan servik menyatu kedalam segmen uterus yang bawah. Saluran servik akan melebar pada tingkat lobang dalam leher rahim. Pada wanita primigravida, lobang luar leher rahim akan tetap tertup hingga servik menjadi rata atas bagian janin yang mengodor dan seluruhnya akan menipis, sedangkan pada wanita multigravida lobang luar servik akan mulai membuka sebelum penipisan selesai. Pada wanita yang tinggi paritasnya, serviknya mungkin tidak akan pernah menipis dengan sepenuhnya.
g.      Pembukaan servik
Ialah proses pembesaran lubang luar dari servik dari keadaan yang tertutup rapat menjadi suatu lobang yang cukup besar untuk memungkinkan lewatnya kepala janin. Pembukaan diukur dalam centimeter dan pembukaan penuh pada bulan penuh sama dengan kira-kira 10 cm.
Pembukaan akan terjadi sebagai akibat dari kerja uterus serta tekanan yang berlawanan yang dikenakan oleh kantung membran dan bagian janin yang menyodor. Kepala janin yang berada dalam keadaan fleks penuh yang dengan ketat dikenakan pada servik akan membantu pembukaan yang efisien. Tekanan yang dikenakan secara merata ke servik akan menyebabkan fundus uterus bereaksi dengan jalan berkontraksi.
Perubahan Fisiologis
            Selama persalinan terjadi sejumlah perubahan fisiologis pada ibu. Mengintespretasi dengan akurat tanda, gejala dan temuan fisik serta laboratorium tentang normal tidaknya temuan tersebut selama kala I persalinan.
Psikologis dan perilaku maternal
            Perubahan psikologis dan perilaku ibu, terutama yang terjadi selama fase laten, aktif dan transisi pada kala I persalinan, berbagai perubahan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan persalinan pada wanita dan bagaimana ia mengatasi tuntutan terhadap dirinya yang muncul dari persalinan dan lingkungan. Tadi bersalin selain perubahan yang spesifik, kondisi psikologi dan keseluruhan seorang wanita yang sedang menjalani persalinan sangat berfariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi. Antisipasi yang ia terima selama persalinan dan bimbingan antisipasi yang ia terima selama persiapan menhadapi persalinan. Dukungan yang diterima dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan lingkungan tempat wanita tersebut berada. Dan apakah bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang diinginkan. Banyak bayi tidak direncanakan, tetapi sebagian besar bayi pada akhirnya diinginkan menjelang akhir kehamilan. Aspek psikologis ibu akan mempengaruhi perjalan persalinan. Persiapan dan bimbingan antisipasi sangat beragam, beberapa pendidikan tentang kelahiran menyusun rencana kelahiran dirumah bersalin atau dirumah. Masing-masing tipe pendidikan tentang kelahiran sangat mempengaruhi kejiwaan wanita : gmbaran diri, ekspektasi , dan percaya diri yang dimiliki wanita.
1.      Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15 (10-20) mmHg dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg. Pada waktu-waktu diantara kontraksi, tekanan darah kembali ketingkat sebelum persalinan. Dengan mengubah posisi tubuh dari terlentang ke posisi miring, perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari. Nyeri, rasa takut, dan kekawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah.
2.      Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh ansretas dan aktivitas otot rangaka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, curah jantung dan cairan yang hilang.
3.      Suhu
Suhu meningkat selama persalinan, suhu dianggap normal, suhu yang tidak lebih dari 0.5 samapai 1 derajat celcius. Yang mencerminkan peningkatan metabolisme selama persalinan.
4.      Denyut nadi (frekuensi jantung)
·         Perubahan yang mencolok selama kontrksi peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai frekuensi yang telah rendah dari pada frekuensi diantara kontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim diantara kontraksi.
·         Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi uterus tidak terjadi jika wanita berada pada posisi miring, bukan terlentang.
·         Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode menjelang persalinan.
5.      Pernapasan
Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih normal selam persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi.
6.      Perubahan pada ginjal
Poliuria sering terjadi selama persalinan, kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan lebih lanjut, curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju fitrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas pada posisi terlentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selam kehamilan.
7.      Perubahan pada saluran cerna
Mobilitas dan absorpsi lambung terhadap makanan padat jenuh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih banyak sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama.
Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi yang menandai akhir fase pertama persalinana.
8.      Perubahan hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1.2 gram / 100 ml. Selama persalinan dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pasca partum, jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal.
Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut selama persalinan.
9.      Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan hormon progesteron yang menyebabkan keluarnya hormon oksitosin. Kontraksi uterus dimulai dari fundus uteru menjalar kebawah, fundus uteri bekerja kuat dan lama untuk mendorong janin kebawah, sedangakan uterus bagian bawah pasif hanya mengikuti tarikan dan segmen atas rahim, akhirnya menyebabkan serviks menjadi lembek dan membuka. Kerjasama antara uterus bagian atas dan uterus bagian bawah disebut polaritas.
10.  Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim
Segmen Atas Rahim (SAR) terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otot yang lebih tebal dan kontraktif. Pada bagian ini terdapat banyak otot seorang dan memanjang. SAR terbentuk dari fundus sampai ishmus uteri.
Segmen Bawah Rahim (SBR) terbentang diuterus bagian bawah antara ishmus dengan serviks, dengan sifat otot yang tipis dan elastis, pada bagian ini banyak terdapat otot yang melingkar dan memanjang.
11.  Perkembangan retraksi ring
Retraksi ring adalah batas pinggiran antara SAR dan SBR, dalam keadaan persalinan normal tidak nampak dan akan kelihatan pada persalinan abnormal, karena kontraksi uterus yang berlebihan, retraksi ring akan tampak sebagai garis atau batas yang menonjol diatas simpisis yang merupakan tanda dan ancaman ruptur uterus.
12.  Penarikan serviks
Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi Ostium Uteri Internum (OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR. Bentuk serviks menghilang karena canalis servikalis membesar dan atas membentuk Ostium Uteri Eksterna (OUE) sebagai ujung  dan bentuknya menjadi sempit.
13.  Pembukaan ostium uteri interna dan ostium uteri externa
Pembukaan serviks disebabkan oleh karena membesarnya OUE karena otot yang melingkar disekitar ostium meregang untuk dapat dilewati kepala. Pembukaaan uteri tidak saja karena penarikan SAR akan tetapi juga karena tekanan isi uterus yaitu kepala dan kantong amnion. Pada primigravida dimulai dari ostium uteri internum terbuka lebih dahulu baru ostium eksterna membuka pada saat persalinan terjadi. Sedangakan pada multigravida ostium uteri internum dan eksternum membuka secara bersama-sama pada saat persalinan terjadi.
14.  Show
Show adalah pengeluaran dari vagian yang terdiri dan sedikit lendir yang bercampur darah, lendir ini berasal dan ekstruksi lendir yang menyumbat canalis servikalis sepanjang kehamilan sedangakan darah berasal dan desidua vera yang lepas.
15.  Onjolan kantong ketuban
Tonjolan kantong ketuban ini disebabkan oleh adanya regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya selaput korion yang menempel pada uterus, dengan adanya tekanan maka akan terlihat kantong yang berisi cairan yang menonjol ke ostium uteri internum yang terbuka. Cairan ini terbagi dua yaitu fore water dan hind water yang berfungsi untuk melindungi selaput amnion agar tidak terlepas seluruhnya. Tekanan yang diarahkan ke cairan sama dengan tekanan ke uterus sehingga akan timbul generasi fluod presur. Bila selaput ketuban pecah maka cairan tersebut akan keluar, sehingga plasenta akan tertekan dan menyebabkan fungsi plasenta terganggu. Hal ini akan menyebabkan fetus kekurangan oksigen.
16.  Pemecahan kantong ketuban
Pada akhir kala satu bila pembukaan sudah lengkap dan tidak ada tahanan lagi, ditambah dengan kontraksi yang kuat serta desakan janin yang menyebabkan kantong ketuban pecah, diikuti dengan proses kelahiran bayi.
Perubahn Psikologis
            Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang dimaksud adalah :
a.       Perasaan tidak enak.
b.      Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi.
c.       Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan akan berjalan normal.
d.      Menganggap persalinan sebagai cobaan.
e.       Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya.
f.       Apakah bayinya normal atau tidak.
g.      Apakah ia sanggup merawat bayinya.
h.      Ibu merasa cemas.
Psikologis dan perilaku maternal
Perubahan psikologis dan perilaku ibu, terutama yang terjadi selama fase laten, aktif dan transisi pada kala I persalinan, berbagai perubahan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan persalinan pada wanita dan bagaimana ia mengatasi tuntutan terhadap dirinya yang muncul dari persalinan dan lingkungan. Tadi bersalin selain perubahan yang spesifik, kondisi psikologi dan keseluruhan seorang wanita yang sedang menjalani persalinan sangat berfariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi. Antisipasi yang ia terima selama persalinan dan bimbingan antisipasi yang ia terima selama persiapan menhadapi persalinan. Dukungan yang diterima dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan lingkungan tempat wanita tersebut berada. Dan apakah bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang diinginkan. Banyak bayi tidak direncanakan, tetapi sebagian besar bayi pada akhirnya diinginkan menjelang akhir kehamilan. Aspek psikologis ibu akan mempengaruhi perjalan persalinan. Persiapan dan bimbingan antisipasi sangat beragam, beberapa pendidikan tentang kelahiran menyusun rencana kelahiran dirumah bersalin atau dirumah. Masing-masing tipe pendidikan tentang kelahiran sangat mempengaruhi kejiwaan wanita : gmbaran diri, ekspektasi , dan percaya diri yang dimiliki wanita.




DAFTAR PUSTAKA
1.      Benette VR, Brown LK, 1993. Myles Text Book for Midwives, Great Britain, Bath Press Colour Book Glasgow.
2.      Bobak Lowdermilk, Jensen, Melzack, dkk, (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta.
3.      Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO,(2003). Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Jakarta.
4.      Varney’s H, 1997. Midwifery. United Kingdom, Jones and Bartlett Publisher.

1 komentar: